International Agritech Great Competition (IAGC) pertama diselenggarakan pada bulan Agustus 2021 lalu oleh Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya. Dalam ajang kompetisi antar Universitas tersebut, diangkat tema besar yakni Building Innovative Millennial Generation to Create Sustainable Agroindustry 4.0. Tentu adanya kompetisi ini menjadi kesempatan emas bagi banyak mahasiswa baik skala dalam negeri maupun luar negeri untuk menyalurkan inovasi-inovasi terbaik mereka dalam memajukan industri pangan dunia walaupun dengan kondisi pandemi Covid-19 yang masih melanda. Program studi Food Technology BINUS University mendelegasikan 4 tim untuk berpartisipasi di kategori poster dan paper di beberapa subtema.

Chintya Priscilla, Samantha Ardhelia, dan Valencia Aristiana serta Bapak Bayu Meindrawan, S.Si., M.Si. selaku dosen pembimbing, dengan ini berkesempatan untuk menjadi salah satu tim yang mewakilkan prodi Food Technology BINUS University pada kategori poster dengan subtema Food dan membuat poster dengan judul Sunnyspice: Ready to Drink Plant-Based MilkĀ  with Addition of Indonesia Local Spice to Boost Immune System. Dengan poster Sunnyspice ini, tim tersebut berhasil memperoleh juara emas dan dapat membawa nama program studi Food Technology BINUS University.

Sunnyspice adalah produk susu nabati siap minum yang berasal dari biji bunga matahari dan oat dengan penambahan rempah lokal berupa jahe, kencur, dan serai yang dapat mengenyangkan dan memberi manfaat dalam meningkatkan imunitas tubuh. Latar belakang adanya kehadiran inovasi Sunnyspice dikarenakan beberapa kondisi yang terjadi saat ini yakni adanya peningkatan konsumsi susu sebesar 0.25% terhitung dari periode 2019 hingga 2021 ini, komoditas rempah lokal yang melimpah dan tentunya memiliki manfaat untuk menjaga imunitas tubuh secara saintifik karena kandungan fitokimia di dalamnya, serta situasi pandemi COVID-19 yang masih merajalela di tahun 2021 ini. Pengembangan produk Sunnyspice didasari oleh metode Kano, yakni metode survei yang digunakan untuk mengidentifikasi mana kebutuhan yang tidak memuaskan dan mana yang memuaskan kebutuhan konsumen demi memenuhi kepuasan mereka, sehingga produk dapat dikembangkan berdasarkan atribut-atribut yang dapat memberikan kepuasan tersebut. Tidak ketinggalan, uji hedonik juga diterapkan dalam pengembangan produk tersebut. Tujuan adanya inovasi Sunnyspice ini diharapkan dapat mengembangkan dan memberikan produk pangan fungsional yang inovatif, dimana produk tersebut sesuai dengan apa yang konsumen inginkan dari metode uji yang diterapkan.

Akhir kata dari kegiatan inovatif ini, dapat dipahami bahwa Sunnyspice merupakan produk pangan fungsional inovatif yang memiliki kandungan gizi yang beragam dan secara teoritis mampu meningkatkan daya tahan tubuh terutama dalam situasi pandemi COVID-19 ini. Semoga Sunnyspice bisa menjadi komersil nantinya agar bisa dinikmati masyarakat luas dan juga bisa menjadi inspirasi bagi mahasiswa Food Technology untuk terus mengembangkan inovasi-inovasi pangan yang dapat bermanfaat bagi masyarakat.