Seiring dengan berkembangnya tren konsumen akan keberagaman produk pangan, industri pangan terus tumbuh dan berkembang pula. Untuk menjawab kebutuhan masyarakat tersebut, banyak industri pangan dibutuhkan ahli-ahli teknologi pangan. Menyadari pentingnya peran ahli teknologi pangan, saat ini tidak sedikit perguruan tinggi yang membuka program studi teknologi pangan. Lantas mengapa harus teknologi pangan? Bukankah dari dulu kita telah mengenal ilmu “tata boga”?

Banyak yang beranggapan bahwa teknologi pangan sama dengan tata boga. Hal ini dapat dimengerti jika kita hanya melihat pada perspektif bahwa keduanya bersinggungan dengan “pangan”. Ilmu dan teknologi pangan memiliki spektrum pembelajaran yang luas, mulai dari kimia pangan, mikrobiologi pangan, hingga teknik pengolahan pangan. Terlebih jika kita menengok pada aplikasinya di tingkat industri, dibutuhkan pula pengetahuan seperti regulasi pangan, jaminan mutu dan keamanan pangan, hingga inovasi produk pangan.

Sebagai contoh, untuk mengolah susu segar yang menjadi susu kental dalam kemasan kaleng yang sering kita jumpai di swalayan, diperlukan teknologi evaporasi yang melibatkan uap sebagai sumber panas. Mahasiswa teknologi pangan belajar bagaimana mendesain proses evaporasi agar dapat mencapai produk akhir dengan kualitas yang sudah ditentukan. Contoh lainnya, bagaimana kita dapat yakin bahwa formulasi biskuit yang kita buat dapat disukai oleh para konsumen? Program teknologi pangan juga mengenalkan mahasiswa pada ilmu sensoris pangan.

Ingin mengenal teknologi pangan lebih dalam? Kalian bisa menyimak massive open online course (MOOC) Pengantar Teknologi Pangan di Udemy yang dibuat oleh salah satu dosen teknologi pangan Universitas Bina Nusantara (BINUS), yaitu Bapak Andreas Romulo, S.TP, M.Sc., PhD. MOOC tersebut dapat diakses melalui link https://www.udemy.com/course/pengatar-teknologi-pangan/ dan bersifat gratis.