FoodTech BINUS Research : Minyak ikan MAHAL! Tenang ada sacha oil sebagai alternatif
Sacha inchi (SI) (Plukenetia volubilis L.) adalah tanaman liar penghasil minyak dari famili Euphorbiaceae yang tumbuh di Amazon Peru. Tanaman ini telah menarik perhatian yang jauh lebih besar dari komunitas ilmiah dan industri makanan dalam beberapa tahun terakhir karena komposisi nutrisi yang luar biasa dari bijinya, khususnya fraksi lipid.
Plukenetia volubilis L;
Photo (a) habitus of plant with fresh capsules; (b) whole fruit; driedcapsules; (c) raw seeds, with testa (shells); (d) dried testa; (e) seeds, without testa; and (f) consumer products; oil and roasted, salted seeds
FACT NUTRITION
Lipid merupakan komponen utama biji SI sekitar 33-54% dari total komposisi, dengan spesifikasi 97,2% lipid netral, 1,2% asam lemak bebas, dan 0,8% fosfolipid. Asam lemak yang ditemukan dalam biji sebagian besar adalah asam lemak tak jenuh dengan asam lemak tak jenuh ganda (PUFA) sebesar 77,5–84,4% dan asam lemak tak jenuh tunggal sebesar 8,4–13,2%. Asam lemak utama yang ditemukan dalam biji SI adalah asam linolenat, yang lebih dikenal sebagai ω-3, diikuti oleh asam linoleat, yang dikenal sebagai omega-6 (ω-6), pada tingkat masing-masing sekitar 48,6–50,8% dan 33,67–36,2%
Keberadaan tokoferol penting dalam mencegah oksidasi minyak; semakin tinggi jumlah tokoferol, semakin tinggi pula stabilitas oksidatif minyak. Biji SI memiliki kandungan tokoferol yang relatif tinggi, terutama jika mempertimbangkan tingginya jumlah asam lemak tak jenuh. Tokoferol yang paling banyak ditemukan dalam biji SI adalah γ-tokoferol pada 125,7 mg/100 g minyak, diikuti oleh δ-tokoferol pada 86,9 mg/g dan yang paling sedikit adalah α-tokoferol pada 0,4 mg/g, hampir tidak signifikan. Kandungan δ-tokoferol biji SI (213 mg/g) lebih tinggi daripada sebagian besar minyak nabati, seperti kacang kedelai (84,59 mg/g), kacang tanah (22,41 mg/g), dan zaitun (17,46 mg/g)
MENGAPA SIO BISA MENJADI PENGGANTI MINYAK IKAN?
Karena tingginya permintaan, perikanan menghasilkan produksi ikan tahunan maksimum, karena ikan tidak hanya untuk konsumsi manusia tetapi juga dibutuhkan untuk pakan ternak. Hal ini menyebabkan penangkapan ikan berlebihan dan kenaikan harga ikan dari produksi dan manufaktur yang konstan. Pada akhirnya, lingkungan menjadi tercemar tetapi lebih dari itu, ekosistem laut menjadi terganggu dan spesies ikan menjadi hampir punah.
Sebagai tanggapan, banyak penelitian mengeksplorasi alternatif minyak ikan, sebagian besar menggunakan minyak nabati. Minyak ikan kaya akan ω-3 PUFA, dan beberapa tanaman juga mengandung asam lemak tersebut dalam jumlah tinggi, salah satunya adalah SI. Selain itu, yang perlu dipertimbangkan adalah komunitas orang-orang yang mengikuti pola makan nabati murni.
SIO kaya akan ω-3 dan juga ω-6, yang tidak dimiliki minyak ikan. Ketika membandingkan keseluruhan komponen asam lemak dari kedua minyak tersebut, SIO dapat menjadi alternatif langsung untuk minyak ikan dengan rasio ω-6/ω-3 yang sangat rendah, sehingga optimal untuk dikonsumsi demi manfaat kesehatan. SIO juga diteliti memiliki karakteristik sensori yang hebat jika dibandingkan dengan minyak ikan.
Disadur dari :
- Utilization of sacha inchi oil as an alternative to fish oil: A review
- Gabriella Renata and Steven Suryoprabowo*
- IOP Conference Series: Earth and Environmental Science 1445 (2025) 012002
- doi: 10.1088/1755-1315/1445/1/012002
Comments :