Mahasiswi Teknologi Pangan BINUS 2023, Cherilyn Theophila Maringka, Fiona Julieta, dan Marcella Diah Ayu Andarini berhasil meraih juara 1 lomba Karya Tulis Ilmiah dalam National Food Technology Competition 2022 yang bertemakan “Pemanfaatan Bahan Pangan Lokal Sebagai Strategi Menghadapi Era New Normal COVID-19”. Lomba tersebut diselenggarakan oleh BEM Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya. Cherilyn, Fiona, dan Marcella melakukan penelitian dengan judul “Gejoffle: Inovasi Croffle dengan Substitusi Tepung Umbi Gembili dan Filling Buah Parijoto”. Penelitian tersebut dilakukan dengan bimbingan dari Bapak Bayu Meindrawan, S.Si., M.Si.

Pandemi COVID-19 hingga sekarang belum kunjung usai dimana per tanggal 27 Januari 2022,  telah mencapai sebanyak 4 juta kasus positif. Sedangkan, di era new normal penting untuk meningkatkan imunitas tubuh, misalnya dengan mengonsumsi serat dan antioksidan. Namun, umumnya masyarakat Indonesia hanya mengonsumsi 10,5 gram serat dan <5 porsi antioksidan per hari. Padahal, banyak bahan pangan lokal sumber serat dan antioksidan yang jarang dimanfaatkan, seperti umbi gembili dan buah parijoto. Umbi gembili (Dioscorea esculenta L.) mengandung serat, inulin, diosgenin, vitamin C, dan vitamin B1 yang dapat memberikan manfaat kesehatan. Sementara itu, buah parijoto (Medinilla speciosa Blume) juga mengandung beberapa senyawa bioaktif, seperti antosianin, tanin, saponin, alkaloid, vitamin E dan beta-karoten. Selain itu, produk pangan kaya serat dan antioksidan pun masih terbatas. Padahal, banyak produk pangan yang sedang berkembang, seperti croffle yaitu croissant yang berbentuk waffle. Maka dari itu, sebagai solusi dari masalah-masalah yang ada, Gejoffle dibuat sebagai inovasi croffle dengan substitusi tepung umbi gembili dan filling buah parijoto yang kaya serat dan antioksidan. Satu kemasan Gejoffle terdiri dari dua buah croffle yang mengandung 320 kalori, 56 g karbohidrat, 7 g protein, 8 g lemak, dan 4 g serat setiap 2 sajian per kemasan. Hasil uji organoleptik juga menunjukkan bahwa Gejoffle disukai secara sensoris oleh panelis tidak terlatih. Hal ini menjadikan Gejoffle sebagai opsi kudapan “kekinian” yang tidak hanya nikmat, namun juga berpotensi untuk meningkatkan imunitas tubuh dengan memanfaatkan bahan pangan lokal.