Mahasiswa Teknologi Pangan BINUS 2025, Annisa Saptayulia Belvanugraha dan Monica Audrey berhasil meraih juara 3 Lomba Karya Tulis Ilmiah “HORAS PUBLIC HEALTHFest 5”. Kegiatan lomba tersebut diselenggarakan oleh Dinas Penelitian dan Pengembangan PEMA FKM Universitas Sumatera Utara. Belva dan Monica melakukan penelitian dengan judul “Morichiz (Moringa Cheese) : Inovasi Keju Vegan Daun Kelor yang Tinggi Kalsium dan Protein Nabati Sebagai Upaya Pencegahan dan Pengentasan Stunting Menuju Era Society 5.0”. Penelitian tersebut dilakukan dengan bimbingan dari Bapak Bayu Meindrawan, S.Si., M.Si.

Kasus stunting di Indonesia, dimana terhambatnya pertumbuhan anak yang disebabkan oleh minimalnya konsumsi asupan nutrisi, merupakan problematika yang tidak kunjung usai. Dilansir dari SSGBI 2019, prevalensi stunting di Indonesia pada regional Asia Tenggara termasuk tinggi, yakni 27,7%. Kurangnya protein dan kalsium yang merupakan nutrisi yang cukup krusial, ternyata dapat diperoleh dengan memanfaatkan bahan pangan lokal seperti kacang hijau dan daun kelor. Kacang hijau dikenal memiliki kadar protein yang cukup tinggi, yakni sebesar 24 gr/100 gram. Sementara itu, daun kelor (Moringa oleifera) juga memiliki keunggulan, terutama pada kandungan kalsiumnya yang cukup tinggi, yakni sebesar 497,8 gr/100 gram. Morichiz hadir sebagai inovasi keju vegan, yang dibuat dengan mengombinasikan kacang hijau, daun kelor, ragi, dan rempah-rempah sebagai makanan pendukung untuk mengatasi stunting. Morichiz memiliki rasa gurih dan asin, dengan konsistensi yang lembut dan sedikit kenyal, sehingga dapat disajikan bersama dengan biskuit balita, maupun menjadi campuran makanan pendukung ASI. Dalam satu ukuran saji Morichiz, terkandung 15,4 gr protein, 119,7 mg kalsium, 21 gr karbohidrat, dan 4,6 gr lemak. Uji hedonik menunjukkan bahwa Morichiz disukai secara sensoris oleh responden berusia 3-6 tahun. Hal ini menjadikan Morichiz sebagai opsi hidangan yang tidak hanya nikmat, namun juga berpotensi mampu menanggulangi masalah stunting di Indonesia.