Air yang dikenal dengan rumus kimia H2O merupakan molekul sederhana yang mempunyai peran yang sangat penting bagi kehidupan. Tubuh manusia dapat bertahan selama berminggu-minggu tanpa makanan, namun hanya beberapa hari saja tanpa air. Air merupakan penyusun utama tubuh yaitu 55-60% dari berat badan orang dewasa atau 70% dari bagian tubuh tanpa-lemak (lean body mass). Kandungan air pada anak-anak lebih besar dibandingkan orang dewasa. Pada proses penuaaan, manusia kehilangan air. Air menyusun 75% dari berat badan bayi baru lahir dan 55% pada orang tua. Kandungan air tubuh relatif berbeda antarmanusia, bergantung pada proporsi jaringan otot dan jaringan lemak. Tubuh yang mengandung lebih banyak otot, mengandung lebih banyak air; kandungan air pada laki-laki lebih banyak daripada perempuan dan kandungan air pada anak muda lebih banyak daripada orangtua.

Fungsi air
Air mempunyai fungsi vital bagi tubuh, yaitu:
1. Pelarut dan alat angkut
Air berfungsi sebagai pelarut zat-zat gizi seperti monosakarida, asam amino, lemak, vitamin dan mineral dan bahan-bahan lain seperti oksigen dan hormon. Di samping itu, air juga berfungsi sebagai pelarut dan mengangkut sisa-sisa metabolisme seperti karbondioksida dan ureum untuk dikeluarkan dari tubuh melalui paru-paru, kulit dan ginjal.
2. Katalisator
Air berperan sebagai katalisator dalam berbagai reaksi biologis dalam sel, termasuk dalam saluran cerna; untuk memecah atau menghidrolisis zat gizi kompleks menjadi bentuk-bentuk yang lebih sederhana.
3. Pelumas
Air berfungsi sebagai pelumas dalam cairan sendi-sendi tubuh.
4. Fasilitator pertumbuhan
Air sebagai bagian jaringan tubuh diperlukan untuk pertumbuhan (sebagai zat pembangun)
5. Pengatur suhu
Air memiliki kemampuan untuk menyalurkan panas sehingga air berfungsi untuk mendistribusikan panas dalam tubuh. Sebagian panas yang dihasilkan dari metabolism energi diperlukan untuk mempertahankan suhu tubuh 37oC yang merupakan suhu ideal untuk kerja enzim-enzim di dalam tubuh.
6. Keseimbangan pH (asam-basa)
Air merupakan komponen penting untuk menjaga keseimbangan pH (asam-basa), salah satu yang penting adalah sistem buffer yang melibatkan asam karbonat dan bikarbonat. Asam karbonat terbentuk ketika karbondioksida terlarut bereaksi dengan air (CO2 + H2O  H2CO3). Asam karbonat akan terdisosiasi membentuk ion H+ dan HCO3- (bikarbonat). Ion H+ akan membantu meningkatkan keasaman dan menurunkan pH.
7. Cairan tubuh
Air merupakan komponen utama dari cairan tubuh. Carian ini mempunyai fungsi yang mekanis yang penting seperti absorpsi, pelumas, pembersih dan perlindungan. Sebagai contoh, cairan amniotic (air ketuban) sebagai pelindung janin, air mata sebagai pelumas dan pembersih mata, dan kelenjar ludah melembabkan dan memudahkan makanan untuk ditelan.
8. Peredam benturan
Air dalam mata, jaringan saraf tulang belakang, dan kantung ketuban melindungi organ-organ tubuh dari benturan.

Kebutuhan air bagi tubuh
Setiap individu mempunyai kebutuhan air yang berbeda-beda tergantung pada ukuran dan komposisi tubuh, tingkat aktivitas, suhu dan kelembaban lingkungan. Orang dewasa yang mengeluarkan 2.400 kalori per hari kehilangan kurang lebih 2.4 liter air per hari. Karena tubuh tidak dapat menyimpan air, seorang dewasa paling sedikit membutuhkan 2.4 liter air per hari. Sampai saat ini belum ada rekomendasi asupan air per hari (RDA – Recommended Daily Intake), namun Food and Nutrition Board merekomendasikan asupan air untuk orang dewasa sebanyak 1.0-1.5 ml per kilokalori yang dikeluarkan tubuh. Atlet atau orang yang mempunyai tingkat aktivitas yang tinggi, membutuhkan jumlah air yang lebih banyak dari itu, demikian juga bagi mereka yang bekerja di tempat yang hangat dan memiliki tingkat kelembaban yang tinggi.

The Institute of Medicine (IOM) telah membuat kebutuhan air berdasarkan kebutuhan energi per hari (kcal/hari) seperti yang disajikan dalam tabel 1.

tabel air1

Rasio untuk asupan air berdasarkan asupan rata-rata untuk air dalam liter/hari dihitung menggunakan estimasi kebutuhan energi (EER = Estimated Energy Requirements) untuk tiap tingkatan aktivitas fisik. EER diambil dari Institute of Medicine Dietary Reference Intakes Macronutrients Report, 2002

Konsumsi air diatur oleh rasa haus dan kenyang, melalui perubahan yang dirasakan oleh mulut, hipotalamus (pusat otak yang mengontrol pemeliharaan keseimbangan air dan suhu tubuh) dan perut. Bila konsentrasi bahan-bahan dalam darah terlalu tinggi, maka bahan-bahan ini akan menarik air dari kelenjar ludah. Mulut menjadi kering dan timbul keinginan untuk minum guna membasahi mulut. Bila hipotalamus mengetahui konsentrasi darah terlalu tinggi, maka timbul rangsangan untuk minum. Pengaturan minum dilakukan pula oleh saraf lambung. Konsumsi air berasal dari air yang diminum dan diperoleh dari makanan, serta air yang diperoleh dari hasil metabolisme.
Pengeluaran air
Tubuh akan mengeluarkan air secara terus menerus melalui berbagai cara, antara lain melalui paru-paru, air keluar lewat udara yang dihembuskan; melalui kulit, air keluar dalam bentuk keringat dan pada saluran pencernaan, air keluar dari tubuh bersama-sama dengan feces sedangkan lewat ginjal, air keluar dalam bentuk urine.

Pengeluaran air dari tubuh diatur oleh ginjal dan otak. Hipotalamus mengatur konsentrasi garam dalam darah, merangsang kelenjar pituitary mengeluarkan hormone antidiuretika (ADH). ADH dikeluarkan bilamana konsentrasi garam tubuh terlalu tinggi atau bila volume darah atau tekanan darah terlalu rendah. ADH merangsang ginjal untuk menahan atau menyerap kembali air dan mengedarkannya kembali dalam tubuh. Semakin banyak air dibutuhkan tubuh, semakin sedikit yang dikeluarkan.

Air memegang peranan penting dalam mengeluarkan sisa-sisa pencernaan. Urea, hasil pemecahan metabolisme protein merupakan komponen utama yang terdapat dalam urine. Jika kita mengonsumsi protein dan garam dalam jumlah berlebih, ginjal akan bekerja lebih keras untuk menghilangkan kelebihan urea dan garam dari tubuh. Pekerjaan ini membutuhkan air, kecuali jika ginjal tidak berfungsi dengan baik. Semakin banyak jumlah protein dan garam yang dikonsumsi, semakin banyak cairan yang dibutuhkan tubuh dan semakin banyak urine yang dihasilkan.

Tubuh paling kurang harus mengeluarkan 500 ml air per hari melalui urine yaitu merupakan jumlah minimal yang diperlukan untuk mengeluarkan bahan sisa sehari dari aktivitas metabolism dalam tubuh. Di luar jumlah tersebut, pengeluaran air disesuaikan dengan pemasukan air. Jumlah air yang hilang rata-rata tiap hari adalah kurang lebih 2.5 liter.

Kehilangan air secara tak disadari juga terjadi pada saat sakit. Demam, flu, bernapas cepat meningkatkan kehilangan air dalam tubuh. Pada kondisi tersebut, dokter menyarankan untuk meningkatkan asupan air, terutama pada saat sakit.

Keseimbangan cairan tubuh sangat penting. Tubuh berusaha agar cairan dalam tubuh setiap waktu berada dalam jumlah yang tetap/konstan. Ketidakseimbangan terjadi pada saat dehidrasi (kehilangan air secara berlebihan) dan intoksikasi air (kelebihan air). Keseimbangan air rata-rata berupa masukan dan pengeluaran (ekskresi) dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel Air

Sumber : Insel, P., Turner, R.E., and Ross, D. Nutrition, Update 2002.
Air dan kesehatan
Air mempunyai fungsi yang penting bagi tubuh. Ada beberapa akibat yang ditimbulkan jika tubuh mengalami kekurangan cairan. Air mempengaruhi prestasi atlit dan para militer, kekurangan cairan tubuh dapat menyebabkan menurunnya daya tahan tubuh, mudah lelah, mengubah kemampuan termoregulasi tubuh, dan berkurangnya motivasi. Dehidrasi tingkat rendah juga dapat menyebabkan gangguan suasana hati dan fungsi kognitif seperti konsentrasi, kewaspadaan, dan mudah lupa (short term memory) pada anak-anak dan orang tua. Namun pengaruh dehidrasi tingkat rendah terhadap fungsi kognitif belum menunjukkan hasil yang konsisten.

Air mempunyai peranan yang penting terhadap pencernaan makanan di lambung dan penyerapan makanan di usus. Tingkat penyerapan makanan ditentukan oleh tingkat pengosongan lambung ke usus dua belas jari dan dipercepat oleh total volume cairan yang dikonsusmi dan diperlambat oleh tingginya energi densitas makanan dan osmolalitas. Kekurangan cairan dapat menyebabkan konstipasi yang ditandai dengan singkatnya waktu transit makanan di lambung, feces yang keras dan berukuran kecil serta sulit dilepaskan. Hal-hal lain yang dapat menyebabkan konstipasi adalah penggunaan obat, kurangnya serat makanan, makanan yang buruk dan sakit. Meningkatkan asupan cairan ke dalam tubuh dapat membantu mengatasi kondisi ini.

Ginjal memiliki peran yang penting dalam mengatur keseimbangan cairan dan tekanan darah demikian juga dalam mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna dari tubuh. Mengkonsumsi banyak cairan membantu ginjal untuk membersihkan natrium, urea dan racun dari tubuh yang secara signifikan menurunkan resiko berkembangnya penyakit ginjal kronis. Temuan penelitian memberikan bukti bahwa meningkatkan asupan air, sekitar dua liter sehari, dapat mengurangi risiko penurunan fungsi ginjal. Sangat penting untuk diingat bahwa tingkat asupan cairan yang benar untuk setiap individu tergantung pada banyak faktor termasuk jenis kelamin, olahraga, iklim, kondisi kesehatan, kehamilan dan menyusui. Selain itu, orang-orang yang sudah memiliki batu ginjal disarankan untuk minum 2-3 liter air setiap hari untuk mengurangi risiko pembentukan batu yang baru.

Volume darah, tekanan darah dan detak jantung berhubungan satu sama lain. Volume darah diatur oleh asupan dan pengeluaran air yang diatur oleh ginjal. Asupan air dapat menurunkan detak jantung dan meningkatkan tekanan darah pada individu dengan tekanan darah normal dan tinggi. Efek ini terjadi 15-20 menit setelah minum air dan dapat bertahan sampai 60 menit. Konsumsi air juga bermanfaat dalam mencegah reaksi vasovagal syncope pada pendonor darah berisiko tinggi yaitu untuk mencegah terjadinya pingsan pasca donor.

Dehidrasi juga dapat menyebabkan terjadinya sakit kepala dan memicu migraine. Hal ini disebabkan karena dehidrasi pada intracranial dan total volume plasma. Kulit mengandung kurang lebih 30% air yang berkontribusi terhadap kelenturan, kelembaban, elastisitas dan kecerahan kulit. Namun demikian, hidrasi pada kulit tidak dapat mencegah terjadinya kerut pada kulit yan disebabkan oleh faktor usia, hal yang berhubungan dengan dengan genetik, sinar matahari dan pengaruh lingkungan.

Salah satu cara paling sederhana untuk menilai tingkat hidrasi yang tepat
adalah dengan grafik warna urine. Karena warna dalam grafik ini perlu direproduksi secara akurat, profesional perawatan kesehatan harus menggunakan versi cetak dengan benar.
Grafik warna urine memungkinkan setiap orang untuk menilai warna urine mereka dan membandingkannya dengan standar warna yang terdapat dalam grafik. Idealnya, urine harus berwarna kuning pucat atau ‘jerami berwarna’, yang menunjukkan keadaan hidrasi optimal.
Semakin gelap warnanya, semakin pekat urin dan menunjukkan keadaan terdehidrasi.

Industri air minum
Industri air minum di Indonesia sat ini sangat marak. Industri air minum atau yang lebih dikenal dengan air minum dalam kemasan (AMDK) bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan air minum yang layak konsumsi. Menurut SNI 01-3553-2006, yang dimaksud dengan air minum dalam kemasan (AMDK) adalah air baku yang telah diproses, dikemas dan aman diminum. AMDK mencakup air mineral dan air demineral/air murni. Sedangkan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 907/MENKES/SK/VII/2002 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum, pengertian air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.

Air mineral adalah air minum dalam kemasan yang mengandung mineral dalam jumlah tertentu tanpa menambahkan mineral ke dalamnya. Air demineral/air murni adalah air minum dalam kemasan yang diperoleh melalui proses pemurnian seperti destilasi, deionisasi, reverse osmosis atau proses lain yang setara. Pada air demineral/air murni, tidak lagi memiliki kandungan mineral karena mineral yang terdapat dalam air telah dipisahkan/dihilangkan melalui berbagai proses seperti destilasi, deionisasi, reverse osmosis, dsb.

Air reverse osmosis (RO) merupakan air murni yang diperoleh dengan cara memberikan tekanan pada air sehingga air dapat melewati membrane semi-permiable yang hanya mampu dilalui oleh molekul air tanpa molekul-molekul lainnya. Reverse osmosis merupakan metode yang paling berkembang untuk sistem purifikasi yang ada saat ini. Perbedaan air RO dan air mineral adalah pada kandungan mineral dan oksigen terlarutnya. Air RO tidak lagi memiliki kandungan mineral dan mempunyai kandungan oksigen yang lebih tinggi karena pada proses pembuatannya oksigen dipaksa masuk ke dalam air dengan tekanan dan suhu tertentu. Air RO dikenal juga dengan air beroksigen. Air ini tidak dapat disimpan terlalu lama meskipun dalam wadah atau botol tertutup karena akan berubah kembali menjadi air biasa. Hal ini disebabkan karena oksigen yang terdapat dalam air RO dapat menembus kemasan air (botol atau plastik) yang berpori halus sekalipun.
Secara struktur, air mineral dan air murni (termasuk RO) termasuk dalam kelompok air pentagonal, yaitu lima molekul H2O berkelompok membentuk formasi pentagonal (segi lima). Selain dalam bentuk pentagonal, air juga terdapat dalam bentuk heksagonal, dimana enam molekul H2O berkelompok membentuk formasi heksagonal (segi enam). Hal ini dapat terjadi karena pengaruh gelombang magnet dan radiasi elektrik tertentu (gelombang panjang infra merah). Air heksagonal secara alami terdapat di alam, namun keberadaannya semakin langka karena pencemaran di permukaan bumi. Tetapi dengan kemajuan teknologi, air heksagonal sudah dapat diproduksi secara massal. Air heksagonal mempunyai sifat stabil sehingga menguntungkan bagi kesehatan tubuh manusia. Air ini dapat meningkatkan kualitas cairan sel tubuh, memberikan lebih banyak energi pada sel, membantu melindungi inti sel dari zat sisa metabolisme, meningkatkan kemampuan sel untuk menetralisir dan membuang toksin, meningkatkan kandungan oksigen, meningkatkan daya serap terhadap zat gizi serta meningkatkan kemampuan sel untuk memperbaiki diri.
Kualitas air minum ditentukan berdasarkan persyaratan fisik, kimia, mikrobiologi, dan radioaktif. Secara fisik, air harus jernih, tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa. Secara kimia, kadar pH air harus berkisar antara 6.5-8.5, kandungan mineral (TDS = Total Dissolved Solid) di bawah 500, bebas dari zat kimia beracun, logam berat dan pestisida. Secara mikrobiologi, air minum tidak boleh mengandung bakteri E. coli dan coliform. Air minum juga tidak boleh mengandung bahan radioaktif.
Daftar Pustaka
Almatsier,S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Gramedia Pustaka Utama. Jakarta, 2010.
Insel, P., Turner, R.E., and Ross, D. Nutrition, Update 2002. Jones and Bartlett Publisher. 2001.
Popkin, B.M., D’Anci, K.M., Rosenberg, I.H. 2010. Water, Hydration and Health. Nutrition Review. August; 68(8):439-458.
http://www.h4hinitiative.com/partner-world-kidney-day?
http://zonabiokita.blogspot.com/2013/08/parameter-air-layak-dikonsumsi.html#ixzz3TwawgNjt
https://waterkingindonesia.wordpress.com/perbedaan-air-mineral-air-oxygen-dengan-air-hexagonal/
http://www.randasaputra.com/blogging/pentingnya-mengetahui-syarat-air-minum-yang-layak-dikonsumsi/

(Yulia, S.TP., M.Gizi)