Sarapan merupakan bagian dari gaya hidup sehat. Semenjak makan malam, tidur hingga bangun pagi, kira kira 12 jam tubuh kita tidak mendapatkan asupan kalori; padahal meskipun sedang tidur, saat sistem pencernaan kita beristirahat, tubuh tetap membutuhkan energi sebesar 53 kilo kalori/jam, agar seluruh organ tubuh penyokong kehidupan tetap berfungsi. Otak manusia membutuhkan glukosa sebagai sumber energi dalam menjalankan tugasnya. Dengan demikian, diperlukan asupan energi melalui sarapan, agar bisa berpikir dengan baik. Selain menyediakan energi untuk mulai beraktivitas, sarapan yang berkualitas juga memberikan banyak manfaat kesehatan, termasuk pengendalian berat badan dan meningkatkan kinerja apabila dilakukan dengan mengkonsumsi makanan padat gizi, yaitu kandungan gizi yang relatif lebih tinggi ketimbang kalori yang dikonsumsi.
Rata-rata kebutuhan energi untuk orang dewasa berkisar antara 2000-2200 kilo kalori/hari. Idealnya, sarapan menyumbang 15% – 18% terhadap kebutuhan energi dalam sehari, dan menyediakan 15% – 40% dari kebutuhan vitamin dan mineral dan serat pangan dalam sehari, yang dikenal sebagai makanan padat gizi.

Apa yang terjadi apabila tidak sarapan ?
Ketika bangun tidur, asupan kalori terakhir berasal dari makan malam. Kalau tubuh masih harus menunggu untuk mendapatkan pasokan energi berikutnya melalui makan siang, maka kebutuhan glukosa untuk berfikir dan energi untuk beraktivitas harus menggunakan cadangan energi yang tersimpan dalam hati dan otot, dalam bentuk glikogen. Ketika ada kebutuhan energi, glikogen diubah menjadi glukosa di otot digunakan oleh sel-sel otot, dan hati digunakan oleh seluruh tubuh termasuk sistem syaraf pusat. Proses yang terjadi membutuhkan waktu dan melibatkan berbagai reaksi biokimia dalam tubuh. Akibatnya, ketika menunggu tersedianya glukosa, daya berfikir menurun, tidak dapat beraktivitas dengan optimal, dan mudah merasa lelah.
Sarapan berkualitas meningkatkan kemampuan berfikir, dan menjaga berat badan normal
Sarapan diperlukan oleh semua orang yang ingin hidup sehat, dan
sangat penting terutama bagi anak-anak dan remaja yang masih dalam masa pertumbuhan, karena mereka memiliki otak yang lebih besar daripada organ hati apabila dibandingkan dengan
orang dewasa, Dengan demikian, kebutuhan akan glukosa lebih besar daripada kemampuan menyimpanan cadangan energi pada anak-anak dan remaja. Kemampuan menghadapi kondisi “lapar” tidak sama dengan orang dewasa.
Tidak hanya sarapan teratur yang dibutuhkan tetapi juga kualitas sarapan sangat menentukan dalam membantu memenuhi kecukupan zat gizi, terutama kebutuhan kalsium, vitamin, dan mineral lainnya serta serat, yang bias diperoleh dari biji-bijian, buah-buahan dan produk susu.
Energi yang dibutuhkan otak manusia adalah dalam bentuk glukosa. Apabila di pagi hari terjadi kekurangan glukosa karena tidak ada asupan energi setelah bangun tidur, kemampuan berfikir dan konsentrasi akan menurun. Berbagai riset membuktikan pentingnya sarapan bagi anak-anak terhadap meningkatnya kemampuan akademik, dan kehadiran di sekolah pada anak-anak dan remaja. Bagi para karyawan, sarapan terbukti meningkatkan konsentrasi, daya tahan tubuh dan kesiapan bekerja.
Mengapa sarapan secara teratur dapat menjaga berat badan yang diinginkan dibandingkan dengan tidak sarapan? Melewatkan sarapan akan mengakibatkan rasa lapar sehingga menimbulkan keinginan untuk makan berlebihan pada saat makan siang, bahkan seringkali salah memilih makanan dengan mengkonsumsi makanan padat kalori rendah kandungan gizi, yang mengakibatkan terjadinya salah gizi, yaitu kebutuhan gizi seimbang tidak terpenuhi, dan terjadi penimbunan lemak tubuh dan peningkatan berat badan.
Kebiasaan sarapan dengan makanan padat gizi, seperti serat-dan biji-bijian, buah-buahan, dan susu rendah lemak mampu mengendalikan nafsu makan dan gula darah, sehingga akan mengurangi risiko kelebihan berat badan, kegemukan, diabetes tipe 2 dan penyakit sindroma metabolik lainnya.
Membiarkan perut kosong karena tidak sarapan akan memicu peningkatan asam lambung, sehingga lambung menjadi nyeri dan bagi penderita penyakit maag, akan mengakibatkan luka di lambung dan memperparah sakit maag.
Kesibukan menjadi alasan untuk tidak sarapan. Pola hidup modern yang serba cepat, dengan tingkat stress yang tinggi, perlu diimbangi dengan sarapan teratur dengan makanan padat gizi, disertai olah raga secara rutin. Di era kemajuan teknologi pangan saat ini, pengembangan produk baru tidak hanya sekedar berupa makanan instan tetapi juga produk-produk “grab and go”, yang siap dikonsumsi dalam kondisi sibuk sekalipun, termasuk dalam perjalanan ke sekolah atau ke tempat bekerja.

DAFTAR BACAAN
Berkey CS , Rockett HRH, Gillman MW, Field AE and Colditz GA, 2003. Longitudinal study of skipping breakfast and weight change in adolescents International Journal of Obesity 27, 1258–1266

Chanyang M, Hwayoung N, Yun-Sook K, Hea JS, Hyun WB, Won OS,Jihyun Y, Young HP and Hyo JJ, 2011. Skipping breakfast is associated with diet quality and metabolic syndrome risk factors of adults. Nutrition Research and Practice (Nutr Res Pract) 5(5):455-463

Mark AP, Elizabeth E, McKee P, Schrankle K, Susan KR, Lytle, LA, and Pellegrini AD, 2011
Breakfast Frequency and Quality May Affect Glycemia and Appetite in Adults and Children. Journal of Nutrition J. Nutr. 141: 163S–168S

O’Sullivan, Monique R, Garth EK, Margaret M, Peter J, Sven RS and Wendy HO, 2008. A good-quality breakfast is associated with better mental health in adolescence. Therese A Public Health Nutrition: 12(2), 249–258

Rampersaud GC, Pereira MA, Girard BL, Adams J, Metzl JD, 2005. Breakfast Habits, Nutritional Status, Body Weight, and Academic Performance in Children and Adolescents. J Am Diet Assoc. 2005;105:743-760.

(Ir. Ingrid S Surono, MSc, PhD)