Lemak merupakan salah satu zat gizi penting yang diperlukan oleh tubuh selain karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral. Asam lemak adalah asam karboksilat, bersama-sama dengan gliserol, merupakan penyusun utama minyak atau lemak. Minyak dan lemak juga berfungsi sebagai sumber dan pelarut bagi vitamin-vitamin A, D, E dan K. Dalam pengolahan bahan makanan, minyak dan lemak berfungsi sebagai media penghantar panas, seperti minyak goreng, shortening (mentega putih), lemak (gajih), mentega dan margarin. Penambahan lemak pada proses pengolahan pangan juga berfungsi untuk menambah kalori serta memperbaiki tekstur dan cita rasa bahan pangan.
Asam lemak dibedakan menjadi asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh. Asam lemak jenuh hanya memiliki ikatan tunggal di antara atom-atom karbon penyusunnya, sementara asam lemak tak jenuh memiliki paling sedikit satu ikatan ganda di antara atom-atom karbon penyusunnya. Tubuh memiliki keterbatasan dalam mensintesis asam lemak tak jenuh yang ikatan gandanya dua atau lebih seperti asam lemak linolenat (omega-3) dan asam lemak linoleat (omega-6). Oleh karena itu, kedua asam lemak ini menjadi esensial bagi tubuh. Sedangkan asam lemak omega-9 dapat disintesis di dalam tubuh, sehingga tidak terlalu dikhawatirkan tubuh akan mengalami defisiensi (kekurangan) asam lemak omega-9 ini.
Istilah omega berasal dari bahasa latin yang berarti ujung netral atau terakhir. Letak atau posisi ikatan rangkap terhitung dari gugus metil menunjukkan apakah asam lemak tersebut tergolong ke dalam omega-3, omega-6, atau omega-9. Omega-3 ada yang memiliki atom karbon 20 (EPA) dan ada juga yang memiliki atom karbon 22 (DHA).
Omega-3
Fortifikasi omega-3 atau penambahan pada produk makanan termasuk penambahan pada susu, makanan bayi dan lain-lain sudah banyak dilakukan. Asam lemak omega-3 adalah asam lemak tidak jenuh jamak yang mempunyai ikatan rangkap banyak, ikatan rangkap pertama terletak pada atom karbon ketiga dari gugus metil omega. Ikatan rangkap berikutnya terletak pada nomor atom karbon ketiga dari ikatan rangkap sebelumnya. Contoh asam lemak omega-3 adalah asam lemak linolenat (C18:3, n-3), asam lemak eikosapentaenoat EPA (C20:5, n-3), dan asam lemak dokosaheksaenoat (C22:6, n-3). Omega-3 menupakan asam lemak essensial yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh sehingga butuh asupan dari bahan makanan yang dikonsumsi.
Omega-3 dapat diperoleh dari makanan nabati ataupun hewani. Sumber penting Omega-3 adalah ikan laut terutama pada minyak ikan. Asam lemak omega-3 yang paling banyak pada ikan adalah EPA dan DHA yang dapat menyembuhkan penyakit aterosklerosis (penyempitan dan pengerasan pembuluh darah). trombosis, dan penyakit tulang atau persendian, asma, dan mencegah proses penuaan (Duthie dan Barlow,1992). Sumber penting bahan makanan yang mengandung omega 3 adalah Ikan laut, antara lain adalah ikan salmon, ikan Mackerel, dan ikan Tuna. 300 g ikan Salmon mengandung 618 mg omega-3, 300 g ikan Mackerel mengandung 594 mg omega-3, sedangkan 300 g ikan Tuna mengandung 190 mg omega-3.
Fungsi omega-3
Bagi bayi, omega-3 sangat penting untuk perkembangan fungsi saraf dan penglihatan. Sedangkan untuk anak-anak, otak anak-anak sendiri masih tumbuh sampai usia sekitar lima tahun, sehingga usia balita disebut golden age yang harus terhindar dari kondisi kekurangan gizi. Sedangkan untuk orang dewasa omega-3 punya peran khusus terutama pada otak, susunan saraf pusat, dan saraf tulang punggung dimana sebagian besarnya terdiri atas asam lemak tidak jenuh (esensial). Kerusakan susunan saraf banyak disebabkan oleh kurangnya asam lemak esensial ini (omega-3 dan omega-6) sehingga menyebabkan premature senile dementia atau hilangnya daya ingat di usia menengah dan turunnya fungsi otak secara drastis.
Bagi ibu hamil, omega-3 berperan dalam perkembangan dan kebutuhan gizi bagi janin. Konsumsi asam lemak essesial oleh ibu hamil akan berdampak pada berat badan janin dan juga ukuran (panjang) badan janin yang dikandungnya. Defisiensi asam lemak esensial pada awal kehamilan dapat mengganggu kesehatan perkembangan plasenta dan akibat selanjutnya mengganggu perkembangan janin dan syaraf (Crawford et al 1988 yang dikutip oleh Nettleton, 1993).
Fungsi utama LC n-3 PUFA (omega-3) adalah sebagai komponen struktural dan fungsional dari membran sel, sehingga membuat omega-3 sangat esensial bagi pembentukan jaringan tubuh. Tingkat atau kadar LC n-3 PUFA dalam membran dan rasionya sangat mempengaruhi proses biologis, misalnya fluiditas membran, transportasi zat gizi, aktivitas enzim yang melekat pada membran, fungsi reseptor baik secara langsung maupun melalui produksi eicosanoids dan leukotriene. Menanggapi rangsangan yang berbeda-beda, AA (Arachidonic Acid) dan EPA dalam membran berkompetisi terhadap enzim cyclo oxygenases dan lipoxygenases lalu diubah menjadi senyawa eicosanoids seperti (progtaglandin, thrombo-xanes, dan leukotriene) dari 2 dan 3 seri. Senyawa-senyawa tersebut memiliki fungsi bio-regulatory penting. Eicosanoids dari AA bersifat melawan tugas-tugas metabolisme yang harus diemban oleh EPA. Karena alasan itu, keseimbangan konsumsi Omega-6 (n-6) dan Omega-3 PUFA penting bagi kesehatan.
Selain itu, fungsi omega-3 adalah untuk meningkatkan kemampuan otak dan fungsi syaraf pusat. Mekanisme serta peran omega-3 terhadap pertumbuhan otak yang dikaitkan dengan kecerdasan belum dapat dijelaskan. Namun dapat diketahui dari hasil riset terhadap hewan percobaan (tikus) pada masa kritis yaitu umur 7-15 hari malnutrisi PUFA dapat menyebabkan terganggunya proses pertumbuhan otak dan berakibat permanen. Malnutrisi asam lemak khususnya omega-3 dapat menyebabkan hewan-hewan percobaan mengalami penurunan kemampuan belajar, menurunnya berat badan dan otak, serta rendahnya kandungan DHA dalam otak (Anderson dan Connor, 1995).
Berbagai hasil riset melaporkan peran DHA dalam membangun 14 juta sel otak (70 % massa otak terdiri dari lemak) pada masa kritis yaitu sebelum kelahiran atau selama kehamilan sampai 18 bulan tumbuh kembang anak. Oleh karena itu pada masa kritis akan sangat baik bila gizi ibu dan bayi dicukupi dengan gizi mikro dan makro, termasuk asam lemak esensial omega-3 dan omega-6 (Karyadi, 1995).
Omega-3 juga berperan dalam menurunkan kadar kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein) dan Meningkatkan Kadar Kolesterol HDL (High Density Lipoprotein) dimana pangan yang kaya asam lemak tidak jenuh jamak (PUFA) akan menurunkan kadar kolesterol, terutama bila diadakan subtitusi asam lemak jenuh dengan asam lemak tidak jenuh (Bruckner. 1986). Mekanisme penurunan kolesterol dengan omega-3 diduga karena omega-3 dapat meningkatkan ekskresi steroid pada feses, merubah komposisi asam lemak yang terdapat pada lipoprotein, sehingga mengakibatkan fluiditas lipoprotein akan meningkat, dan akan mempengaruhi aktifitas enzim lipolitik, merubah kecepatan sintesis dan katabolisme VLDL. diharapkan tingkat VLDL dan LDL dalam darah rendah, sedang HDL tinggi dalam darah (Duthie danBarlow,1992).
Omega-3 juga membantu meningkatkan fungsi jantung dan mencegah terjadinya penyakit jantung koroner. Terjadinya penyakit jantung koroner hampir tidak dapat dipisahkan dengan proses aterosklerosis. Aterosklerosis erat kaitannya dengan pola makan sehari-hari. Aterosklerosis merupakan suatu penyakit dengan perjalanan lambat yang mengenai dinding pembuluh darah besar dan dimulai sejak usia dini. Asam lemak Omega-3 mempunyai peran penting dalam pencegahan penyakit jantung koroner, bagi yang belum menderita (pencegahan primer) atau bagi yang sudah menderita (pencegahan sekunder). Penelitian pada binatang percobaan maupun penelitian epidemiologi telah membuktikan bahwa asupan asam lemak Omega-3 mempengaruhi kadar lemak dalam darah dan angka kematian akibat penyakit kardiovaskuler pada suatu populasi. Hal ini pertama kali diketahui pada populasi Eskimo dimana angka kematian karena penyakit jantung koroner amat rendah. Demikian pula di Jepang yang dihubungkan dengan kebiasaan makan ikan yang ternyata mengandung asam lemak Omega-3 yang cukup tinggi. Derivat asam lemak Omega-3 yang berantai panjang yaitu eicosapentaenoic acid (EPA) dan docosahexaenoic acid (DHA) telah terbukti dapat menurunkan kadar trigliserida darah, meningkatkan kolesterol HDL (kolesterol baik), menurunkan tekanan darah tinggi, mengurangi rangsangan penggumpalan butir-butir darah merah, mencegah proses pengerasan pada pembuluh darah yang kesemuanya itu dapat membantu menurunkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah.
Selain fungsi dan peranan Omega-3 yang telah dijelaskan di atas, omega-3 juga mampu berperan untuk menurunkan Resiko Arterosklerosis, yaitu suatu penyakit dengan perjalanan lambat yang mengenai dinding pembuluh darah besar dan dimulai sejak usia dini. Pengaruh asam lemak omega-3 terhadap aterosklerosis dapat terjadi dengan jalan meningkatkan atau menurunkan lipoprotein yang beredar dalam sirkulasi, terutama VLDL dan LDL yang merupakan pembawa kolesterol dan trigliserida (Bruckner, 1986). Dalam pembentukan gumpalan thrombus, pola makan sehari-hari dapat mempengaruhi melalui sintesis prostaglandin.
Konsumsi omega-3 yang cukup juga berpengaruh terhadap penglihatan, dimana defisiensi omega-3 pada anak perempuan yang berumur 6 tahun dapat menyebabkan ganggguan berupa pandangan mata kabur, dan sukar untuk dapat berjalan (Holdman et al, 1982).
Jumlah Yang dianjurkan Untuk Menjaga Kesehatan
Sejumlah negara maju (Kanada, Swedia, Inggris, Australia, dan Jepang) dan WHO telah menetapkan rekomendasi tentang asupan omega-3 untuk setiap orang, yaitu 0,3 – 0,5 g/hari (EPA + DHA) dan 0,8 – 1,1 g/hari (asam linolenat). Sementara lembaga lain menyarankan asupan linolenat 0,6 – 1,2% dari total energi atau 1,3 – 2,7 g/hari berdasarkan konsumsi energi 2.000 Kkal.
Batas bawah yang ditetapkan, yakni 1,3 g/hari, adalah asupan cukup untuk mencegah defisiensi asam linolenat, sedangkan batas atas ditetapkan berdasarkan asupan tertinggi dari survai konsumsi individu di Amerika Serikat dan Kanada. Angka tadi dimaksudkan untuk mempertahankan kesehatan yang optimal, bukan pencegahan penyakit kronis.

Omega 6
Omega-6 memiliki sifat mirip Omega-3, tetapi kerjanya akan terganggu bila orang mengalami kondisi stres, makan terlalu banyak asam lemak tak jenuh tunggal dan lemak jenuh, alkohol dan obat-obatan serta kekurangan vitamin B dan C. Perbandingan Omega-3 dengan Omega-6 yang optimal untuk tubuh adalah 1:4 sampai 1:8.
Fungsi Omega 6
Fungsi utama omega 6 adalah sebagai komponen struktural dan fungsional dari membran, sehingga essensial bagi pembentukan jaringan tubuh. Tingkat atau kadar LC n-6 PUFA dalam membran dan rasionya sangat mempengaruhi proses biologis, misalnya fluiditas membran, transportasi zat gizi, aktivitas enzim yang melekat pada membran, fungsi reseptor baik secara langsung maupun melalui produksi eicosanoids dan leukotriene. Menanggapi rangsangan yang berbeda-beda, AA (Arachidonic Acid) dan EPA dalam membran berkompetisi terhadap enzim cyclo oxygenases dan lipoxygenases lalu diubah menjadi senyawa eicosanoids seperti (progtaglandin, thrombo-xanes, dan leukotriene) dari 2 dan 3 seri. Senyawa-senyawa tersebut memiliki fungsi bio-regulatory penting. Eicosanoids dari AA bersifat melawan tugas-tugas metabolisme yang harus diemban oleh EPA. Karena alasan itu, keseimbangan konsumsi Omega-6 (n-6) dan Omega-3 PUFA penting bagi kesehatan.
Dalam Kesehatan kardiovaskuler, omega-6 berperan dalam menurunkan kolesterol dan trigliserida sehingga mencegah dan menghilangkan penyumbatan pembuluh darah, mencegah dan menghambat terjadinya adesi monocyte dan agregasi platelet sehingga mencegah terjadinya penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah, Dengan adanya omega 6 sel-sel pembuluh darah menjadi lebih elastis dan lentur, serta Omega 6 merupakan vasodilator kuat (memperlebar pembuluh darah) sehingga bisa menurunkan tekanan darah dengan efektif selain itu omega 6 juga menghambat sintesa kolesterol.
Omega-6 juga berperan sebagai Anti peradangan, menurunkan kolesterol dan trigliserida, menurunkan Sensitifitas insulin yang menjadi pemicu utama terjadinya diabetes tipe II. Dengan mengkonsumsi omega 6 dapat memulihkan sensitifitas insulin dengan membentuk membran sel yang lebih cair sehingga metabolisme glukosa menjadi lebih lancar. Selain itu dengan adanya lemak sebagai sumber energi alternatif bagi tubuh, ketergantungan terhadap glukosa sebagai sumber energi akan berkurang.
Dengan mengkonsumsi omega-6, pembakaran lemak dalam tubuh menjadi meningkat, sehingga penggunaan lemak sebagai sumber energy menjadi meningkat. Dengan demikian penimbunan lemak dalam tubuh bisa dicegah.
Dalam Sistem syaraf, Omega-6 berfungsi dalam merangsang fungsi saraf simpatik, berperan sebagai penyusun membran sel syaraf tertentu, dan komunikasi antar sel. Sedangkan pada persendian, keberadaan omega-6 dalam tubuh dapat mencegaah terjadinya radang sendi, menjadi pelumas bagi sendi, dan membantu pembentukan membran sel yang elastis/lentur.
Pada Kulit, Omega 6 bekerja baik untuk penyembuhan penyakit kulit maupun untuk menyempurnakan kulit (kulit lebih lentur, halus dan sehat), hal tersebut diperoleh karena omega-6 membantu peredaran darah pada kulit dan mencegah terjadinya radang. Selain itu kandungan Vitamin E dalam minyak yang kaya akan omega-6 juga mencegah kerusakan sel-sel kulit dan membantu regenerasinya. Namun, kekurangan Omega 6 dapat menyebabkan terjadinya masalah kulit seperti dermatitis (eksim), kulit kering, pecah-pecah, dan radang pada kulit.
Dosis Yang Dianjurkan untuk Kesehatan
Omega 6 akan sangat bermanfaat bagi kesehatan jika dikonsumsi dalam jumlah yang wajar, yaitu 6 hingga 19 gram/hari. 19 g omega 6 setara dengan 5 sendok makan minyak bunga matahari atau 27 g minyak bunga matahari, namun jumlah konsumsi yang dianjurkan adalah 3-10 g/hari. Konsumsi omega 6 juga lebih bermanfaat jika diimbangi dengan konsumsi omega 3 dari ikan laut, sayuran hijau gelap, atau kedelai. Rasio Omega-6 dan Omega-3 adalah 5:1 sampai 10:1. Peningkatan Omega-6 akan meningkatkan pembentukan prostaglandin, thrombroan, leukotriene, hydroxy fatty acid, lipoxin yang jauh lebih tinggi dibanding Omega-3 atau EPA.

Referensi
Anderson, G.J dan W.E. Connor. 1994. Acreation of fatty acids in the brain and retina of chick fed a low linolenic acid diet supplemented with DHA. Am. J. Clin. Nutr. 59: 1338-1346.
Anonimous. Keunggulan Nutrisi Ikan dan Fungsinya Bagi Kesehatan. http://www.poltekpangkep.ac.id/modules.php.
Duthie, I.F. dan S.M. Barlow. 1992. Dietary lipid exemplified by fish oils and their n-3 fatty acid. Food Sci. Technol. 6: 20-35.
Holdman, R.T; S.B. Johnson dan T.F. Hatch. 1982. A case of human linolenic acid deficiency involving neurological abnormalities. Am. J. Clin. Nutr. 35: 617-622.
Karyadi.D. 1995. Rekayasa gizi otak untuk mencerdaskan bangsa. Warta DRN. Edisi Juni.
Nettleton, J.A. 1993. Are n-3 fatty acid essential nutrients for fetal infant development?. J. Am. Diet Assoc. 93: 58-64.

(Wiwit Amrinola, S.T.P., M.Si.)