Bagi penderita hiperkolesterolemia, usaha yang dilakukan untuk menurunkan kolesterol tubuh adalah dengan penggunaan beberapa jenis pangan fungsional dan obat-obatan antikolesterol. Mekanisme kerja senyawa penurun kolesterol tersebut umumnya menghambat aktivitas enzim pembentuk kolestrol dan pembentukan kolesterol melalui regulasi fungsi garam empedu, dan dalam saluran cerna menyerap kolesterol sehingga tidak masuk ke darah. Namun, banyak dari penggunaan obat-obatan tersebut dilaporkan menimbulkan efek samping terhadap penderitanya. Oleh karena itu, belakangan mulai dikembangkan fungsi probiotik jenis strain tertentu dapat menurunkan kolesterol tubuh.
Menurut FAO, probiotik didefinisikan sebagai mikroorganisme hidup yang apabila dikonsumsi dalam jumlah memadai dapat memberikan manfaat bagi kesehatan inangnya dan bersifat strain spesifik. Hampir semua jenis probiotik merupakan golongan bakteri asam laktat (BAL) yang secara umum digunakan luas dalam industri fermentasi. Di alam golongan bakteri ini mampu hidup pada berbagai tempat dan kondisi tumbuh, seperti pada tanaman, saluran pencernaan hewan dan manusia, serta bermacam produk pangan fermentasi. Pemanfaatan probiotik dalam meningkatkan kesehatan tubuh sangat ditentukan oleh sifatnya yang stabil tetap dalam keadaan hidup, sejak dikonsumsi hingga mencapai usus manusia. Viabilitas sel mikroba dalam produk probiotik harus mencapai 107-109 cfu/g, karena viabilitas probiotik akan mengalami penurunan selama penyimpanan dan saat berada dalam sistem pencernaan. Hal ini disebabkan karena faktor lingkungan yang tidak menguntungkan dalam kelangsungan hidup bakteri probiotik, diantaranya adalah pH dan garam empedu dalam sistem pencernaan.
Dengan demikian, beragam manfaat yang dapat diperoleh dari probiotik antara lain, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mempunyai aktivitas karsinogenik, mengurangi gejala lactose intolerance, dan mengikis sel-sel tumor. Selain itu, beberapa penelitian juga melaporkan adanya manfaat kesehatan probiotik dalam menurunkan kadar kolesterol darah. Walaupun sampai kini memang mekanisme rincinya masih belum begitu diketahui dengan baik. Sirilun et al., mengungkapkan kemampuan dari Lactobacillus plantarum dalam menurunkan kolesterol hingga 25,41%. Penelitian serupa juga diujikan terhadap probiotik yang sama terbukti dapat menurunkan kolesterol dalam darah.

gambar 1gambar 2

Dengan hasil beragam beberapa penelitian lainnya juga menunjukkan hasil positif terkait aktivitas probiotik jenis Lactobacillus tersebutdalam menurunkan kolesterol ketika diujikan secara in vitro. Mekanisme yang diduga adalah kemampuan dari probiotik yang dapat mendegradasi kolesterol menjadi koprostanol. Yaitu, suatu sterol yang tidak dapat diserap usus yang kemudian bersama sisa kolesterol lainnya akan dikeluarkan bersama feses.Selain itu probiotik juga menghasilkan enzim yang disebut Bile Salt Hydrolase (BSH), yaitu enzim yang dapat mendekonjugasi garam empedu. Selanjutnya garam empedu akan dikeluarkan melalui feses sehingga jumlah asam empedu yang kembali ke hati menjadi berkurang. Enzim Bile Salt Hydrolase (BSH) bertanggung jawab terhadap dekonjugasi asam empedu, di mana glisin atau taurin dipisahkan dari steroid, sehingga menghasilkan garam empedu bebas atau terkonjugasi.
Untuk menyeimbangkan konsentrasi garam empedu, maka tubuh akan mengambil kolesterol darah sebagai bahan prekursornya. Proses ini pada akhirnya akan menurunkan kadar kolesterol darah secara keseluruhan. Kemampuan dalam mendekonjugasi garam empedu tersebut sangat berhubungan dengan adanya aktivitas enzim bile salt hydrolase (BSH) yang dihasilkan oleh probiotik. Sebelumnya, agar dapat melakukan fungsinya dengan baik terlebih dahulu probiotik harus tahan terhadap garam empedu yang disekresikan ke dalam usus. Keuntungan lain yang diperoleh ketika probiotik berhasil mendekonjugasi garam empedu ini adalah kolesterol lebih mudah menempel pada dinding sel bakteri sehingga kemampuan tubuh dalam mengabsorpsi kolesterol menjadi berkurang.

Daftar pustaka

1. Guo LD, Yang LJ, dan Huo GC. 2011. Cholesterol Removal by Lactobacillus plantarum Isolated from Homemade Fermented Cream in Inner Mongolia of China. Czech J.Food Sci. 29 (3) : 219-225.

2. Sirilun S, Chaiyasut C, Kantachote D, Luxanil P. 2010. Charactisation of non human origin probiotic Lactobacillus plantarum with cholesterol-lowering property. AfricanJournal of Microbiology research. 4 (10) : 994-1000.

3. El Shafie HA, Yahia NI, Ali HA, Khalil FA, El Kady EM, Moustafa YA. 2009. Hypocholesterolemic Action of Lactobacillus plantarum NRRL-B-4524 and Lactobacillus paracasei in Mice with Hypercholesterolemia Induced by Diet. Australian J of Basic and Applied Sciences. 3(1): 218-228.
4. Liong, M. T., dan Shah, N. P. 2005. Bile salt deconjugation ability, bile salt hydrolase activity and cholesterol co-precipitation ability of lactobacilli strains. International Dairy Journal, 15, 391–398

5. Pato U. 2003. Potensi Bakteri Asam Laktat yang diisolasi dari Dadih untuk Menurunkan Resiko Penyakit Kanker. Jurnal Natur Indonesia

6. Surono IS. 2003. In vitro Probiotic Properties of Indigenous Dadih Lactic acid Bacteria. Asian Austr. J of Anim Sci,16: 726-731

7. FAO/ WHO. 2002. Guidelines for the evaluation of probiotics in food. Report of Joint FAO/WHO Working Group on drafting Guidelines for the evaluation of probiotics in food. London Ontario, Canada.

8. Akuzawa R, Surono IS. Fermented milks of Asia. In: Roginski H, Fuquay JW,Fox PF, editors. Encyclopedia of dairy sciences. London, UK: Academic PressLtd.; 2002. p. 1045e8.

9. Ngatirah, Harmayani E, Rahayu ES, Tyas U. 2000. Seleksi bakteri asam laktat agensia probiotik yang berpotensi menurunkan kolesterol. Seminar Nasional Industri Pangan. PATPI. Surabaya, 10-11 Oktober 2000.
10. Naidu AS, Clemens RA. 2000. Probiotics. Di dalam: Natural Food Antimicrobial Systems. Boca Raton (US): CRC Press, LLC.

11. Gilliland S.E., Nelson C.R., Maxwell C. (1985) Assimilation of cholesterol by Lacobacillus acidophilus. Appl Environ Microb 49 (2): 377–81.

12. Corzo, G., dan Gilliland, S. E. 1999. Measurement of bile salt hydrolase activity from Lactobacillus acidophilus based on disappearance of conjugated bile salts. J of Dairy Science, 82, 466–471.

13. Reynier, M. O., Montet, J. C., dan Gerolami, A. 1981. Comparative effects of cholic, chenodeoxycholic, and ursodeoxycholic acids on micellar solubilization and intestinal absorption of cholesterol. J of Lipid Research, 22, 467–473.

14. Usman, Hosono A. 1999. Bile tolerance, taurocholate deconjugation, and binding of cholesterol by Lactobacillus gasseri Strains. J Dairy Sci 82: 243-248.

(Azmier Adib, B.Sc., M.Biomed)